Edukasi Cara Budidaya Ikan dan Penyakit Tidak Menular kepada Warga Sindupaten
Aula pertemuan di Balai Desa Sindupaten dipadati peserta sosialisasi pada Jumat (26/8). Kegiatan ini merupakan rangkain program yang telah disusun Tim KKN-PPM UGM bekerjasama dengan dinas Perikanan dan Puskesmas memberikan sosialisasi tentang ‘Cara Budidaya Ikan yang Baik’ dan sosialisasi penyakit menular ‘Salmonellosis’. Kegiatan ini dihadiri oleh lapisan masyarakat, yaitu perwakilan kelompok pemuda dari berbagai dusun dan pembudidaya ikan.
Kegiatan ini diadakan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang budidaya ikan yang baik dan penyakit menular. Kegiatan ini dipantik oleh dua pemateri yaitu Supomo, petugas penyuluh lapangan dan Fitri selaku petugas Puskesmas Kertek.
Kegiatan ini dibuka oleh Kukuh selaku Kepala Desa, sebelum kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi. Supomo menjelaskan bahwa perlu adanya penmenjaminan mutu dan kemanan pangan hasil perikanan untuk mendapatkan hasil perikanan yang bermutu dan aman bagi kesehatan. Senada dengan yang diungkapkan Supomo, Latifah Mahdiyati, panitia acara mengatakan, air limbah rumah tangga dan feses dari jamban yang mengalir ke kolam membuat kualitas air dan kualitas ikan menjadi tidak sehat. “Mengingat di Desa Sindupaten air limbah rumah tangga dan feses dari jamban masih banyak yang mengalir ke kolam ikan, sehingga menurunkan daya tahan dan kualitas ikan. Selain itu juga dapat mengakibatkan berbagai penyakit pada manusia akibat penularan bakteri dari ikan yang mengonsumsi feses. ” imbuhnya.
Alfian Sita selaku ketua pelaksana, menjelaskan bahwa sosialisasi ini penting dilakukan untuk memberikan kesadaran pada masyarakat tentang budidaya ikan yang bisa meningkatkan peningkatan ekonomi dan kualitas ikan. “Dengan memperbaiki pola budidaya ikan yang baik, kualitas ikan yang dihasilkan juga akan maksimal. Pemaksimalan kesehatan pada ikan dengan memperhatikan kualitas air dan pakan inilah yang akan meningkatkan jumlah produksi karena ikan tidak banyak yang mati,” tambahnya. Sosialisasi ‘Cara Budidaya Ikan yang Baik’ atau selanjutnya disebut CBIB ini dimulai dengan penyampaian materi dari Supomo S.Pi yang memaparkan cara-cara memelihara ikan dan pemberian pakan yang baik bagi ikan.
Supomo memaparkan prinsip-prinsip ikan yang baik mencakup biosecurity (keamanan biologi) meliputi, food safety (keamanan pangan),dan environmental friendly (ramah lingkungan). Keamanan biologi yang dimaksud adalah upaya mencegah atau mengurangi peluang masuknya suatu penyakit ke suatu sistem budidaya dan mencegah tersebarnya penyakit dari satu tempat ke tempat lain. Kontaminan yang berbahaya, menurut Supomo terdiri dari tiga macam, yaitu kimia, biologi, dan fisik.
Senada dengan yang diungkapkan Supomo, Fitri menjelaskan penyebaran penyakit secara biologi dapat disebabkan oleh infeksi bakteri yang disebut salmonellosis. Salmonellosis merupakan grup bakteri yang dapat menyebabkan gejala diare pada manusia. Bakteri ini dapat ditemukan pada tinja manusia atau hewan dan dapat disebarkan ke manusia atau hewan lainnya.
Berdasarkan pemaparan data oleh Fitri, gejala salmonellosis ditandai dengan beberapa hal, diantaranya diare ringan hingga berat, demam, dan kram perut. “Salmonella biasanya hidup di saluran pencernaan manusia, hewan termasuk unggas dan ditransmisikan melalui makanan yang tercemar atau terkontaminasi secara visual dan bau dapat terlihat normal,” ungkapnya.
Menurut Fitri, konsekuensi jangka panjang infeksi salmonella adalah nyeri pada persendian, iritasi mata, dan rasa sakit pada buang air kecil yang biasa disebut Reiter’s Sindrome. “cara mencegahnya adalah dengan memasak daging sampai matang, cuci tangan setelah memasak daging, dan menghindari kontak langsung antara reptile dengan bayi,” terangnya di akhir diskusi. Kukuh, selaku kepala Desa Sindupaten berharap melalui sosialisasi ini, wawasan warga tentang budidaya ikan dan penyakit menular bertambah sehingga warga bisa menerapkannya.